SEMARANG, generasipiknik.com – Aktris muda berbakat Ade Ayu dan Shoumaya Tazkiya beradu akting dalam Film Aib #Cyberbully, mencoba angkat aksi perundungan (bullying) pada medsos yang marak terjadi dikalangan anak jaman now.
Film yang ditunggu-tunggu kawula remaja ini akan naik bioskop pada 2 Agustus 2018. Bahwa film bergenre horor tak selamanya berpesan menakutkan, lebih dari itu lewat kampanye anti bullying menjadi ending film garapan rumah produksi Surya Films dan Anami Films.
“Ini kisah nyata banget, karena di setiap sekolah hampir ada kena bullying, ini film mewakili anak muda sekali,” ujar Shoumaya Tazkiya, pemeran Cista, usai Road Show Film Aib #Cyberbully, di SMKN 7 Semarang, Jumat (20/7).
Dihadapan ratusan siswa SMKN 7 Semarang, Maya sapaan akrab Shoumaya, bersama pemeran lain seperti Harris Illiano dan Ade Ayu, mengajak untuk bersama-sama mengkampanyekan #StopBullying di kalangan remaja dan anak sekolah.
“Untuk berani bersama-sama buka suara terhadap kasus-kasus bullying yang pernah mereka alami,” katanya.
Bahwa perbuatan bullying memang mudah dilakukan. Tapi harus diingat juga bahwa balasan atau karma juga makin cepat dirasakan pelakunya.
“Sudah banyak kok kejadian pembully-an berbalik terhadap pelakunya. Nah pesan ini yang harus disadari. So, stop bullying dan tentunya tonton film AIB #Cyberbully,” tutur Maya.
Ade Ayu pemeran Bianca mengisahkan, film ini beecerita betapa kejamnya aksi perundungan (bullying) lewat media sosial. Perundungan bisa mengakibatkan kematian bagi si korban.
“Medsos menjadi media yang menakutkan ketika bullying dengan mudah dilakukan, padahal efeknya sangat menyakitkan,” kata Ade.
Film yang digarap satu bulan oleh sutradara sekaligus produser Amar Mukhi, berkisah delapan remaja karib yang terjebak dalam permainan berawal dari postingan bullying di medsos video call.
Salah satu dari mereka membuka aib karibnya, dan berujung pada dendam kematian yang dramatis dalam permainan video call.
Mereka saling meneror satu sama lain agar bisa terlepas dari jerat permainan sadis. Kematian yang tidak wajar membuat mereka stres dan bertindak semaunya saling menjatuhkan dan saling membuka aib masing-masing.
Mereka terkurung dalam satu masalah di tempat berbeda, dan tak tahu cara mengatasi masalah mereka.
“Bahwa balasan karma bulying dari perbuatan mereka sebelumnya, tak mungkin bisa dicegah dan tak mungkin bisa dilawan. Seperti itu slaah satu penggalan pesan film ini,” kata Ade Ayu.
Harris Illano, pemeran pria sebagai Antoni mengaku tertantang bisa memainkan kisah yang nyata di lingkaran anak jaman sekarang yang serba medos dalam berpendapat.
“Ini film berani banget, pertama di Indonesia yang berani mengangkat bullying. Banyak emosi perasan penonton akan dibawa karen teknik akting kebanyakan monolog saat berinteraksi dengan video call ditunjang teknologi perfilman yang dramatis,” katanya.
Kendati bergenre horor, pengisi suara atau lagu (OST) dalam film ini penuh dengan energi positip. Berseberangan cerita, sebagai penyemangat agar mereka korban bullying bisa bangkit.
“Liriknya kita tata yang positip, agar mereka korban bullying ayo up, bangkit, bersuara. Lagu OST ‘Jangan Dianggap Remeh’ memberi semangat penonton dan pendengar,” ujar Young Lex, musisi rapper yang sedang hits sebagai pengisi sound track film. (win)