Cinta Indonesia dan Tak Mau Repotin Anak, NH Dini Pilih Tinggal di Wisma Lansia
SEMARANG, generasipiknik.com – Sastrawan besar NH Dini menunjukan sikap kemandirian yang dia anut. Semasa hidupnya dia memilih untuk mandiri dalam segala hal. Termasuk saat dia memutuskan menghabiskan masa tuanya di Wisma Lansia Harapan Asri di Jalan Tusam Raya 2A Banyumanik Semarang.
Padahal, dua anaknya punya kemapanan lebih dari cukup. Anak pertama Marie Claire Lintang tinggal di Kanada berprofesi sebagai dosen di University of Windsor di Ontario, Kanada. Anak keduanya, Piere Louis Coffin Padang tinggal di Prancis, tak kalah mentereng, sebagai sutradara kenamaan terutama dalam Film Despicable Me : The Minions.
Sempat diajak tinggal di luar negeri oleh kedua anaknya, namun sastrawan dua genarasi tersebut lebih senang tinggal di Indonesia.
Beberapa kerabatnya di Semarang berkisah, kemandirian NH Dini dibuktikan dengan menjual beberapa aset yang dia miliki untuk biaya hidup dan terus berkarya kesusastraan di masa tuanya.
“Kenapa dia lebih memilih tingggal di wisma lansia, karena beliau lebih cinta Indonesia, Lintang dan Padang sebenarnya sudah mengajak tinggal di luar negeri,” kata Aisha Jusmar, cucu keponakan NH Dini, Rabu (5/12/2018).
Aisha juga berkisah, kendati di usia yang senja, NH Dini kerap berkunjung ke sanak famili dengan diantar sopir taksi langganannya.
“Beliau suka bercocok tanam, tahu kesukaan saya pepaya. Tiap datang selalu bawa pepaya yang manis sekali buat saya,” ungkap Aisha yang menemani NH Dini sampai menghembuskan nafas terkahir di RS Elisabeth Semarang.
Kerap menjual aset miliknya juga dituturkan keponakan NH Dini, Paulus Sujamaji, menurutnya NH Dini memiliki karekter yang tidak senang merepotkan orang. NH Dini lebih memilih menjual asetnya dan tinggal di Panti Lansia Harapan Asri.
“Sudah dibujuk, tapi Eyang Bibi tetap tidak pengen ikut anaknya. Dia lebih memilih menjual aset dan tinggal di Panti Lansia Harapan Asri,” kata Paulus.
Di usia senja pula, kemandirian ditujukan NH Dini dengan menelurkan satu karya sastra novelnya yang berjudul ‘Gunung Ungaran’. Novel setebal 408 halaman dia garap selama mendiami wisma.
“Sudah empat tahun di wisam, tiap jam 9 sampai 12 siang dia akan masuk kamar mengetik, kadang sampai larut malam jam 1 malam,” kata Bruder Heri Suparno, Pengelola Wisma Lansia Harapan Asri.
Heri tak menyangka, NH Dini mampu menghasilkan karya novel Gunung Ungaran, berisi tentang 3/4 bagian novel adalah kisah hidup NH Dini selama di Wisma Lansia Harapan Asri.
“Saya kira isi tentang biografi, ternyata kebanyakan kisah dia selama di wisma. Bedah bukunya di UGM Agustus 2018 kemarin,” tukas Heri.
NH Dini meninggal dunia dalam kecelakaan saat taksi yang ditumpanginya menghantam truk yang berjalan mundur akibat muatan berlebih saat menanjak di Tol Tembalang Semarang, Selasa (4/12/2018).
Sempat mendapat perawatan di RS Elisabeth Semarang, namun dinyatakan meninggal dunia sore jam 16.00 WIB. Jenazahnya di kremasi di pemakaman Ambarawa Kabupaten Semarang pada Kamis (5/12/2018). (win)
Sedih bacanya, semoga Ibu Lintang tabah..Al fatihah
Hiyak sedih mbak..apalagi liat Kamar dan taman kecil yang beliau buat selama masa menghabiskan waktu di wisma …sedih tapi bangga