Kota Lama Semarang Berpeluang Besar Masuk Warisan Budaya Dunia UNESCO

Kota Tua Jakarta dan Sawahlunto Dicoret Tentative List UNESCO

0 546

SEMARANG, generasipiknik.com – Kawasan Kota Lama Semarang berpeluang masuk dalam kota sejarah warisan budaya dunia oleh UNESCO di 2020. Apalagi setelah Kota Tua Jakarta dan Sawahlunto didrop (coret) dalam daftar sementara (tentative list), lantaran kurang lengkapnya dokumentasi dosier sejarahnya.

Kepala Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, Arif Rahman menyampaikan, peluang Kota Lama masuk sebagai kota warisan budaya dunia sangat terbuka lebar. Dia melihat pengembangan Kota Lama berbeda dengan kota tua yang ada di dunia.
“Ada kota di beberapa negara, UNESCO memperhatikan perkembangannya ke arah ekonomi, lalu kebudayaannya merosot. Tapi Semarang saya lihat tidak, sudah benar ini strateginya, jadi kebudayaan dan ekonomi itu disandingkan,” katanya, disela Workshop Strategi Pengurangan Resiko Bencana (PRB) Kota Lama Semarang, Senin (26/2).
Adanya Workshop itu, menurutnya contoh nyata pembangunan Kota Lama telah melibatkan semua elemen, diantaranya para peneliti, akademisi, pemerintah, bahkan ilmuwan sejarah.
“Saya ambil contoh, ada satu kota di dunia ini yang karena dibangun tanpa penelitian akhirnya keliru, kemacetan terjadi, lalu peledakan jumlah manusia tak bisa dikendalikan. Kalau Semarang sudah benar startnya,” ujarnya.
Semantar, Ketua Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BPK2L) Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menyatakan, untuk kawasan Kota Lama sedang disusun dosier, termasuk lembaran dokumen dosier yang didapat dari Museum Arsip Nasional Belanda dan Prancis.
“September 2018 draft dosier selesai, November Final. Sehingga diupayakan 2019 bisa masuk dalam tentative list UNESCO. Pengumumannya pada 2020,” katanya,
Selain itu, kawasan yang kerap disebut ‘Little Netherland’ ini dahulu kerap langganan banjir dan air rob, sekarang sudah ditata sistem drainase dan penataan kabel. Apalagi program ini disokong oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dengan gelontoran dana Rp.156 miliyar.
“Pengurangan resiko bencana bagi bangunan sejarah Kota Lama sudah kita mitigasi. Dana PUPR Rp.156 miliyar digunakan untuk membangun sistem drainase, penanaman kabel bawah tanah (ducting), street interior, dan pedestarian,” katanya.
Dalam kawasan itu ada sekitar 116 bangunan bersejarah, beberapa diantaranya sudah direvitalisasi diantaranya Gedung Telkom dimanfaatkan sebagai UMKM Centre, Gedung Oudetrap, Moonod Huis, dan lainnya.
“Ada yang dimanfaatkan untuk restoran, kafe, penginapan, beberapa gedung milik ‘Raja Gula Asia’ Oei Tiong Ham, gedung milik Kemenkumham, PT Rajawali Nusindo, PTPN, Bank Mandiri, gedung milik warga juga kita bantu untuk direvitalisasi,” paparnya. (win)
Leave A Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.