Rejeki Tiban Para Pembuat Kulit Ketupat Janur Kuning Lebaran

0 416

SEMARANG, generasipiknik.com – Bulan Ramadan menjadi berkah tersendiri bagi para pengrajin ketupat janur kuning. Waktu pendek hanya dua hari merupakan prime time dalam mengais tambahan pendapatan untuk berlebaran.

Seperti Tasrimah (52), warga Mranggen Demak, tangannya cekatan dalam merangkai helai demi helai janur kuning menjadi sebuah bungkusan ketupat.

Di pinggir jalan raya Pasar Karangayu Kota Semarang, bersama puluhan pengrajin tiban lainnya, dia berkejar waktu dengan pembeli yang tiap saat memborong bungkus ketupat dari janur pohon kelapa itu.

“Jualan hanya dua hari, sampai besok saja. Jadi sambil melayani pembeli ya sambil membuat satu-satu janur kuning menjadi ketupat,” kata Tasrimah, Senin (3/6/2019).

Tasrimah mengaku mulai datang dan membuat ketupat janur kuning sejak semalam. Bahan baku berupa daun janur kuning dia dapat dari Salatiga. Dia sendiri menggeluti profesi tiban itu sudah 12 tahun lamanya.

“Kalau tiap hari bekerja buruh sawah dan ladang jagung di desa, buat ketupat janur kuning setiap mendekati lebaran saja. Lumayan buat tambahan pendapatan lebaran besok,” tuturnya.

Selama dua hari, dia membawa tiga karung berisi daun janur kuning, tiap karung ada 700-800 helai janur kuning. Satu helai bisa menjadi satu bungkus ketupat.

Tiap bungkus ketupat yang sudah jadi, lalu dia ikat menjadi satu ikatan berisi 8-10 bungkus ketupat siap jual. Harganya antara Rp. 8 ribu sampai Rp. 10 ribu per ikatan.

“Semalam sudah laku sampai Rp. 500 ribu, sampai hari ini belum saya hitung, bisa Rp 1,5 juta, karena sudah satu setengah karung laku,” bebernya.

Pengrajin tiban lainnya, Muhamad Saiful juga mengaku mendapat rejeki yang lumayan selam dua hari kedepan. Dari tiga karung janur kuning yang dia bawa, bisa mendapat untung 100 persen.

“Satu karung harga Rp. 200-250 ribu, isi 700 helai, satu helai janur yang sudah jadi ketupat dijual Rp.800 sampai Rp.1000,” katanya.

Bersama saudaranya, Saiful bisa membawa uang hasil jualan bungkus ketupat janur kuning selama dua hari berkisar antara Rp. 2 juta hingga Rp. 2,5 juta.

“Lumayan mas bisa untung 2 juta jika dikurangi ongkos kulakan, bisa buat lebaran sama keluarga di desa,” kata Saiful, yang berasal dari Genuk, sebuah desa pinggiran Kota Semarang.

Seorang pembeli Ida Hanifah (37), merasa terbantu dengan adanya pengrajin tiban ketupat janur kuning. Dia lebih memilih membeli bungkus ketupat lalu memasak sendiri ketupat di rumah.

“Kalau beli ketupat matang kadang kurang enak rasanya, juga antri dan terbatas. Kalau beli bungkusnya dan beli sendiri lebih hemat,” ujarnya.

Ketupat janur kuning itu dia wajib sediakan saat berlebaran, terutama usai salat Idul Fitri. Bersanding dengan opor ayam, sambal goreng, daging ayam, menjadi menu wajib di keluarganya saat berlebaran.

“Kurang afdhol rasanya jika tidak ada ketupat janur kuning saat menikmati menu legaran, harganya juga relatif murah dan lebih higienis dibanding bungkus ketupat pakai plastik,” tukasnya. (win)

Leave A Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.