Rekomendasi Kuliner Asli Semarang Lunpia Cik Meme, Ini Cerita Sejarah Pewarisnya

0 222

 

GENERASIPIKNIK.COM – Berikut rekomendasi kuliner asli Semaranf ada Lunpia Cik Meme yang sudah melegenda dari jaman ke jaman.

Lunpia Cik Meme menawarkan aneka jenis lunpia serta harga yang bisa dipilih sesuai selera sebagai hidangan kuliner asli Semarang.

Bahkan dari segi sejarah lunpia Semarang, Lunpia Cik Meme merupakan pewaris langsung dari legenda asli lunpia Semarang.

Sesuai namanya, Lunpia Cik Meme dimiiki oleh Cik Meme atau Meilani Sugiarto, adalah pewaris generasi kelima dari legenda lunpia asli Semarang.

Rekomendasi kuliner asli Semarang Lunpia Cik Meme
Sesuai namanya, Lunpia Cik Meme dimiiki oleh Cik Meme atau Meilani Sugiarto, adalah pewaris generasi kelima dari legenda lunpia asli Semarang.

Lunpia, sebuah penganan tradisional yang terbuat dari bahan dasar campuran rebung, telur, lalu isian ada sayuran segar, daging, dan makanan laut.

Kemudian digulung dalam adonan tepung gandum sebagai kulit pembungkusnya, sangat lezat dinikmati baik yang basah atau goreng.

Kuliner itu masih menjadi magnet utama diburu sebagai oleh-oleh para masyrakat lokal Semarang atau wisatawan yang singgah di Kota Atlas.

Terutama para wisatawan luar kota yang wajib untuk buah tangan dibawa pulang ke daerah asalnya.

Di Lunpia Cik Meme, pelanggan bisa merasakan lezatnya lunpia asli Semarang yang langsung dari pewarisnya, olahan langsung sang pewaris maestro lunpia asli Semarang.

Di ceritakan oleh Cik Meme, perkembangan sejarah lunpia di Semarang tak bisa lepas dari peranan pasangan suami istri Tionghoa-Jawa, Tjoa Thay Yoe dan Mbok Wasi.

Sepeninggal Tjoa Thay Joe, resep lunpia khas Semarang diwariskan kepada putranya yaitu Siem Gwan Sing sebagai generasi kedua yang menikah dengan Tjoa Po Nio pada tahun 1930.

Lunpia mulai menjadi primadona pada saat itu, baik oleh para kolonial Belanda maupun penduduk pribumi.

Lunpia kembali diturunkan ke generasi ketiga, yakni tiga anak dari generasi kedua (Siem Gwan Sing & Tjoa Po Nio).

Ketiganya yang saat ini masih eksis seperti Siem Swie Nie, yang lebih dikenal dengan nama Lunpia Mbak Lien, ada di Jalan Pemuda Semarang.

Lalu ada anak kedua Siem Swie Kiem, dengan lumpia yang dijualnya di Gang Lombok (Pecinan) atau Lunpia gang Lombok.

Dan anak ketiga Siem Hwa Nio dikenal dengan Lunpia Mataram. Ketiganya masih eksis hingga sekarang di lokasi masing-masing.

Cik Meme atau Meilani Sugiarto
, Lunpia Cik Meme dimiiki oleh Cik Meme atau Meilani Sugiarto, adalah pewaris generasi kelima dari legenda lunpia asli Semarang.

Cik Meme sendiri sebagai generasi kelima dari ayahnya, Tan Yok Tjay, dari generasi keempat. Tan Yok Tjay dikenal julukan sebagai master chef lunpia Mataram karena dedikasinya melanjutkan perjuangan keluarganya untuk melestarikan lunpia.

Awalnya sebagai penjual lunpia keliling di pelosok gang-gang Kota Semarang. Mereka berdua merupakan penjual lunpia dengan ciri khasnya masing-masing.

Sang moyang Tjoa Thay Yoe yang asli Cina dari Provinsi Fu Kien datang ke Semarang sekitar tahun 1800.

Dia memulai membuka usaha dagang makanan khas China, sejenis martabak berisi rebung dan dicampur daging babi yang digulung dengan rasa asin.

Jualannya laris manis digemari masyrakat keturunan Tionghoa dan Semarang.

Di saat bersamaan, Mbok Wasi pedagang asli Semarang menjual mirip martabak milik Tjoa Thay Yoe, bedanya martabak Mbok Wasih diisi dengan campuran daging ayam cincang, udang dan telur dengan rasa manis.

“Keduanya berdagang keliling dari gang ke gang di Kota Semarang tahun 1850 an, walau bersaing dalam berdagang tapi secara sehat,” kata Cik Meme.

Hingga akhirnya, tahun 1870 kedua pedagang itu menikah, mereka lalu menciptakan jajanan khas Semarang menggabungkan akulturasi budaya antara Tionghoa dan Jawa pada racikan lunpianya. Menghilangkan isian daging babi dengan daging ayam dan telur.

“Ada perpaduan yang awalnya hanya berisi potongan rebung kemudian ditambahkan juga telur ayam serta bumbu rempah lainnya agar rasanya semakin nikmat. Hingga terciptalah lunpia dengan rasa istimewa khas Semarang yang memadukan rasa gurih, asin, dan manis,” katanya.

Lunpia Cik Meme sendiri beralamat di Jalan Gajahmada Nomor 107 Semarang, gerai tokonya sekaligus kafe selalu ramai pengunjung.

Liunpia Cik Meme
Lunpia Cik Meme beralamat di Jalan Gajahmada Nomor 107 Semarang

Pengunjung bisa menikmati sembari nongkrong atau bisa juga take away dibawa pulang untuk dinikmati di rumah maupun dalam perjalanan.

Sebagai tips tambahan untuk menikmati lunpia baik jenis basah dan kering, harus diperhatikan masa ketahanannya.

Bagi yang take away atau dibawa pulang, lunpia basah memiliki daya tahan kekuatan 8 jam dari diterima. Terutama bagi wisatwan yang berkendaraan saat dalam perjalanan.

“Kalau mau bagus ya suhu jangan panas. Perjalanan di mobil ya dekatin AC, jika sampai tujuan sebelum 8 jam langsung masukan freezer. Bisa satu Minggu sampai satu bulan tahan,” jelas Cik Meme.

Untuk lunpia basah saat sampai tiba ditujuan, Cik Meme menyarankan agar lunpia basah bisa dikeluarkan lebih dulu untuk menyesuaikan suhu ruangan dengan cara dianginkan selama lima menit.

“Lalu bisa dikukus kembali atau jika ingin digoreng, gunakan minyak goreng sedikit menggunakan wajan teflon,” katanya.

Untuk menikmati lunpia, pilihannya bisa dipotong-potong lalu dicocolkan dengan bumbu saus dan daun bawang mirip kudapan. ***

Leave A Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.